ThePotato Eaters, salah satu lukisan Van Gogh. (Foto: Wikimedia Commons) Sebelum memilih terjun sebagai pelukis, Van Gogh pernah menjadi pramuniaga di galeri seni milik pamannya di London, Inggris. Ia juga sempat jadi pelayan Tuhan di Borinage, Belgia --sebuah daerah pertambangan batubara yang dihuni penduduk miskin.
1 Naufal Abshar. Bagi seniman muda asal Bandung ini, menjadi seniman adalah panggilan jiwa. Menyandang nama "Pelukis Tawa", Naufal menerjemahkan makna tertawa ke dalam warna-warna dan gradasi
Morisotadalah salah satu dari sedikit pelukis perempuan yang sukses, dan kisah kesuksesannya membantu meringankan beban para seniman perempuan lainnya. Pada 1897, the École des Beaux-Arts di Paris mulai menerima murid perempuan. Lukisannya yang menggambarkan suaminya bermain dengan anak perempuannya adalah hal baru bagi para seniman pria
SeniRenaisans adalah gaya artistik yang mencakup lukisan, patung, dan arsitektur yang muncul di Eropa sekitar tahun 1400; khususnya di Italia. Seni adalah salah satu eksponen utama dari Renaisans Eropa. Pada tahap ini ia mulai mengenali seniman yang masih memiliki reputasi, seperti Boticelli, Giotto dan van der Weyden.
Padamasa ini kaidah seni dibakukan dalam sebuah pedoman seni oleh seniman atau empu pada masa itu.Mutu seni yang bersifat estetik maupun teknik selalu dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup serta pandangan agama Islam, Hindu dan Budha. Salah satu contoh karya seni kriya pada masa ini adalah wayang kulit, batik, pandai perak dan emas, keris
S Wito, salah satu pelukis yang tergabung dalam Komunitas Pelukis dan Penulis Indah (KPPI) Pasar Baru bercerita, di tahun 87 hingga menjelang reformasi, terdapat sekitar 50 lebih pelukis jalanan di Pasar Baru. Pada masa itu, tren kartu ucapan sedang tinggi-tingginya. Rata-rata para pelukis di kawasan tersebut berawal dari bisnis kartu ucapan
lNDWtbn. Lukisan Virgin and Child with Canon van der Paele karya Jan van Eyck. Renaisans adalah salah satu masa yang paling banyak dibahas, khususnya dalam hal seni. Pada masa ini, muncul banyak seniman produktif yang pengaruh dan karya seninya masih dibicarakan dan dikagumi hingga saat ini. Maka, tak mengherankan jika Renaisans dianggap sebagai periode paling berpengaruh dalam perkembangan seni karya seni, khususnya dalam bentuk lukisan yang dibuat pada masa Renaisans, masih tetap terkenal seiring waktu karena dianggap sebagai lukisan paling ikonik yang pernah sekian banyak seniman di zaman Renaisans, kali ini kita akan membahas beberapa pelukis yang paling terkenal pada zaman Renaisans dan keunikan yang mereka miliki. Berikut informasinya yang dirangkum dari laman Art in Context dan The Sandro Botticelli 1445-1510Lukisan Madonna of the Pomegranate karya Sandro Botticelli Botticelli adalah salah satu seniman legendaris yang membantu membentuk zaman keemasan Renaissance Awal. Botticelli memiliki tekad untuk menangkap kembali cita-cita estetika dunia kuno, yaitu harmoni, simetri, dan keseimbangan. Sebagai seorang pelukis, ia memunculkan suasana transenden dan tenang melalui penggunaan warna bercahaya dan sapuan kuas yang halus dalam setiap lain yang berkontribusi pada kesuksesan Botticelli sebagai seorang pelukis adalah kepadatan lukisannya. Setiap lukisannya biasanya diisi dengan berbagai macam figur, simbol, dan gambar. Banyaknya materi ini memungkinkan kita untuk menghabiskan waktu yang lama untuk memeriksa dan merenungkan makna dan efek dari berbagai Hieronymus Bosch 1450-1516Lukisan The Garden of Earthly Delights karya Hieronymus Bosch. Bosch merupakan tokoh penting di sekolah seni lukis Belanda awal. Lukisan karyanya menunjukkan pendekatan seni yang benar-benar unik dengan tema kematian, akhirat, dan tema yang membuat bingung. Bosch juga terkenal karena melukis sejumlah adegan neraka yang meresahkan, beberapa di antaranya membuat penggunaan warna yang tak biasa, sehingga sangat yang paling terkenal, The Garden of Earthly Delights, menunjukkan lanskap yang penuh dengan sosok telanjang serta serta hewan eksotis. Lukisannya yang fantastis telah membuat banyak sejarawan seni memuji Bosch sebagai Father of Leonardo da Vinci 1452-1519Lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. pixabay/Free-PhotosLeonardo da Vinci bisa dibilang salah satu tokoh seni yang paling berpengaruh sepanjang masa. Bukan hanya seniman, da Vinci juga merupakan ahli di bidang matematika, teknik, hingga astronomi, tetapi ia paling dikenal sebagai seorang seniman. Karya seninya yang paling terkenal adalah lukisan yang berjudul Mona Lisa, yang menjadi lukisan paling dikenal dan direproduksi di dunia. Kemampuan da Vinci untuk membuat lukisan yang menarik muncul dari pemahamannya tentang teknik. Studinya tentang perspektif dan proporsi dituangkan dalam Vitruvian Man, memungkinkannya untuk mereproduksi realitas dengan tingkat akurasi yang luar biasa. Baca Juga 7 Pelukis Perempuan Paling Dikenang di Dunia, Girls Power 4. Matthias Grünewald 1470-1528Lukisan The Crucifixion karya Matthias Grünewald Grünewald adalah seorang seniman Renaisans asal Jerman. Ciri khas lukisan Grünewald adalah menyampaikan gaya yang sangat hidup dan pribadi dengan warna yang kaya dan ekspresi dramatis. Cahaya dan bayangan, figur terdistorsi, dan materi pelajaran yang mencolok semuanya digabungkan dalam mahakarya Grünewald untuk menciptakan rasa transendensi seni sering membandingkan karya Grünewald dengan Albrecht Dürer yang hidup pada zaman yang sama. Meskipun keduanya memiliki gaya lukisan yang sangat bervariasi, banyak lukisan Grünewald secara historis dikaitkan dengan Giotto di Bondone 1267-1337Lukisan Crucifixion of Jesus karya Giotto di Bondone. di Bondone adalah pelukis dan arsitek Italia yang sukses menghasilkan beberapa lukisan paling ikonik dari era Renaisans. Giotto juga dipandang sebagai salah satu seniman terpenting dalam seluruh perkembangan seni Barat karena dia dikatakan sebagai salah satu seniman yang pertama terkenal dari gaya uniknya dalam menambahkan rasa kemanusiaan pada tradisi seni Abad Pertengahan. Gaya lukisan Gitto membantu memperkenalkan era baru dalam seni lukis yang menggabungkan kekunoan agama dan gagasan humanisme Renaisans yang berkembang. Karya yang ia hasilkan mendominasi seni Eropa dan dikatakan tidak ada bandingannya sampai Michelangelo yang agung mulai memproduksi karya serupa dua abad Jan van Eyck 1390-1441Lukisan Virgin and Child with Canon van der Paele karya Jan van Eyck. van Eyck adalah pelukis Belanda yang dianggap jenius dalam lukisan cat minyak. Dikenal karena gaya pewarnaannya, adegan naturalistik, dan ketajamannya terhadap detail dalam semua lukisannya, van Eyck menggunakan cat minyak untuk efek yang dimilikinya. Karena tingkat kepiawaiannya dalam melukis, karya van Eyck menjadi sangat sulit ditiru. Dengan menyajikan hal-hal seperti permata berkilauan, logam reflektif, kain mewah, dan kulit manusia yang halus dengan detail seperti itu, van Eyck menambahkan kualitas yang berbeda dalam Albrecht Dürer 1471-1528Lukisan berjudul Self Potrait karya Albrecht Dürer. Dürer dianggap sebagai pelukis yang sangat ahli dalam hal detail, cahaya, dan realisme. Semasa hidupnya, Dürer relatif terkenal baik di dalam maupun di luar negeri karena lukisan cat minyak, gambar, cetakan terukir, dan karya lukisan Dürer cenderung memadukan tren dari seni Italia dan Eropa Utara serta memiliki perhatian yang luar biasa terhadap detail. Dürer juga dikenal sebagai seniman non-Italia pertama yang menerapkan tema-tema seperti filsafat kontemporer dan berbagai gagasan teologis pada pelukis di zaman Renaisans ini memang memiliki ciri khas yang sangat unik dalam lukisannya. Tak mengherankan jika lukisan karya mereka terus dibahas dan dikagumi selama berabad-abad lamanya. Dari semuanya, mana yang menurutmu memiliki ciri khas paling unik? Baca Juga 7 Lukisan yang Menginspirasi Film Horor Populer Dunia
Lukisan dinding yang menggambarkan Perempuan Mykenai Dari sumber-sumber tertutlis, diketahui bahwa orang Yunani mulai melukis sejak Zaman Perunggu hingga penaklukan oleh Romawi dan bahkan terus setelah itu. Akan tetapi, sebagian besar lukisan Yunani kuno telah hilang atau hancur. Yang aneh adalah bahwa pada masa kini ada lebih banyak lukisan dari periode yang lebih lama daripada lukisan dari periode yang lebih baru. Ini karena beberapa lukisan Zaman perunggu terkubur oleh letusan gunung berapi misalnya di Pompeii dan yang lainnya terkubur akibat gempa bumi, sehingga lukisan-lukisan itu tidak hancur dan dapat ditemukan kembali. Sedikit dari lukisan dari periode yang lebih baru ditemukan pada dinding makam di bawah tanah, yang membuat lukisan-lukisan ini tidak hancur. Lukisan-lukisan terawal dibuat oleh kebudayaan Minos di pulau Kreta. Orang-orang Minos menghiasi istana para penguasa mereka dengan lukisan. Lukisan orang Minos tidak digantung di dinding, melainkan langsung dilukis pada dinding. Lukisan jenis ini disebut juga fresko. Peradaban Minos sendiri diperkirakan berlangsung pada 1700 SM hingga 1400 SM. Suatu ketika, bangsa Mykenai menyerang orang-orang Minos. Mereka menghancurkan istana-istana Minos sehingga lukisan-lukisan di sana terkubur oleh reruntuhan istana, namun sejumlah lukisan berhasil selamat. Lukisan-lukisan lainnya, yang berasal dari masa yang sama, ditemukan di pulau Thera disebut juga Santorini, yang terletak di tengah-tengah Laut Aigeia di antara pulau Kreta dan Yunani. Kota utama di Thera, yaitu Akrotiri, terkubur akibat letusan gunung berapi. Ada perdebatan mengenai kapan letusan itu terjadi, salah satu perkiraan waktunya adalah sekitar 1600 SM. Lukisan-lukisan di Akrotiri menunjukkan gambar-gambar bentang alam dan tumbuhan, yang juga banyak dilukis oleh orang Kreta. Mungkin orang Akrotiri mengagumi orang-orang Kreta, yang ketika itu sangat berpengaruh, dan ingin meniru seni di Kreta. Selain di pulau-pulau di Laut Aigeia, lukisa Yunani kuno juga ditemukan di istana para raja Mykenai di Yunani daratan. Berikut ini adalah pembagian periode lukisan Yunani kuno Zaman Perunggu Zaman Klasik l • b • s Seni Yunani KunoArsitekturSejarah Zaman Batu • Zaman Perunggu Awal • Zaman Perunggu Akhir • Arkaik • Klasik • HellenistikGaya dan Aspek Flutasi • Pedimen • Triglif dan Metope • Doria • Ionia • Korinthos • TetrastoonBangunan penting Parthenon • TeaterPatung Zaman Batu • Zaman Perunggu • Zaman Kegelapan • Arkaik • Severe • Klasik • HellenistikTembikar Zaman Batu • Zaman Perunggu Awal • Zaman Perunggu Akhir • Sub-Mykenai • Geometris • Figur Hitam Exekias • Figur Merah Pelukis BerlinLukisan Zaman Perunggu • Zaman KlasikLain-lain Musik
Raden Saleh lahir di Semarang tahun 1811. Ia belajar melukis dari pelukis Belgia, A. Payen, hingga sekitar tahun 1826. Ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Eropa, termasuk Paris. Beasiswa itu diberikan padanya dari para inspektur kolonial Belanda, setelah tiga tahun belajar melukis dari dan datang ke Belanda. Tak hanya beasiswa, ia juga direkomendasikan kepada orang-orang penting Belanda seperti Baron Fagel, Dubes Belanda untuk Prancis, dan Baron de Vexela, yang menundukkan pemberontakan Pangeran Diponegoro di Jawa. Tahun 1845 ia mulai melukis sebuah kanvas besar, berjudul Chasse au cerf Perburuan rusa, yang dipersembahkan kepada Raja Belanda, juga Chasse au tigre Perburuan harimau yang telah dibeli oleh Raja Louise-Philippe di tahun 1864 dengan harga relatif tinggi atas saran Clementine, yang menyokong sang pelukis. Di tahun 1847, lukisannya yang berjudul Perburuan Rusa di Pulau Jawa dipamerkan dalam pameran tahunan yang berlangsung di Museum Louvre. Lukisan itu berukuran 293 cm x 246 cm, dan disambut hangat oleh publik dan dibeli oleh Raja Louis-Philippe dengan harga 300 francs. Baca juga Raden Saleh, Kemasyhuran Pelukis Jawa yang Terlupakan Lukisan karya Raden Saleh yang menampilkan suasana kacau saat perburuan di lanskap Jawa masa lampau ini dibuat litografinya oleh Mieling sekitar 1865-1876, berjudul Eene Jagt op Java Suatu Perburuan di Jawa. Koleksi KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies Namun bakat dan ketenarannya tak dapat mencegah kerinduannya kepada kampung halamannya. Ia mulai menunjukkan tanda-tanda keengganan dengan kehidupannya di Paris dan kurang menaruh perhatian pada diri sendiri. Ia sedih dan kesepian, dan ingin kembali ke Jawa untuk bertemu keluarganya. Satu lukisannya, Berburu Singa di Jawa, tidak dapat dibuat dalam kondisi di mana terjadi pertikaian dan masalah politik di Paris. Peristiwa ini terjadi pada Februari 1848 dan mengakibatkan Raja Louis-Philippe diasingkan. Tetapi Raden Saleh mengirimkan lukisan itu kepada Raja Willem III dari Belanda, dan segera diterima oleh sang raja dan diletakkan di Rijkmuseum, Belanda. Di tahun 1931 lukisan itu kembali ke Paris untuk yang terakhir kalinya dalam pameran kolonial. Kemudian lukisan itu hancur terbakar karena kebakaran yang melanda paviliun di Belanda. Baca juga Pionir di Celah Dua Loka!break! Paviliun yang dikenal sebagai Masjid Biru ini dibangun di Maxen, dekat Dresden, Jerman. Mayor Serre mendedikasikan masjid ini untuk Raden Saleh pada 1848. Koleksi Jutta Tronicke Tahun 1848 akhirnya Raden Saleh kembali ke Jawa, dan di sana ia tak pernah menghubungi kenalan-kenalannya di Paris. Hingga 20 tahun kemudian, tepatnya tahun 1869, ia menghubungi Konsul Jenderal Prancis di Batavia, Duschene de Bellecourt, untuk memberikan dua lukisan barunya pada Napoleon III sebagai ucapan terima kasihnya atas sambutan bersahabat dari bangsa Prancis kepadanya 20 tahun yang lalu. Setelah menerima lukisan-lukisan tersebut, Napoleon III segera mengirimnya dengan kapal Capitole, dan setiba kedua lukisan itu di Paris Juni 1870 keduanya langsung dipamerkan di istana Tuileries. Sayangnya pernyataan perang antara Prancis dan Prusia menyebabkan istana Tuileries terbakar, bersama dengan kedua lukisan indah milik Raden Saleh di dalamnya. Juli 1875, Raden Saleh kembali ke Paris untuk yang terakhir kalinya. Ia ingin mencari tahu keberadaan dua lukisan yang habis terbakar itu. Ia menjadi kurang beruntung dengan pecahnya Revolusi Prancis. Namun, akhirnya ia berhasil menjual lukisannya berjudul Berburu Singa di Jawa seharga euro atau sekitar US$ ke Jerman. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Pelukis lanskap Caspar David Friedrich adalah salah satu seniman berpengaruh dari era Romantik. Tema lukisannya meliputi alam, perjalanan, nostalgia, kesedihan dan bpk
Salah satu pelukis termasyhur abad ke-18 asal Italia, Canaletto, dilahirkan pada 1697 di Venice, Italia. Terlahir dengan nama Giovanni Antonio Canal, ia berhasil memukau semua orang berkat lukisan pemandangan kota yang diberi nama “vedute”.Sejak kecil, Canaletto telah mendapat pelatihan melukis yang ketat dari ayahnya, Bernardo Canal, yang dikenal sebagai pelukis adegan teater terbesar pada masanya. Setelah melakukan perjalanan ke Roma pada 1719, Canaletto sangat terpengaruh oleh para pelukis pemandangan asal Belanda, terutama Giovanni Paolo saat itu, Canaletto memutuskan untuk menjadi pelukis pemandangan dan suasana kota. Pada zaman Canaletto, lukisan suasana kota masih menjadi hal yang baru bagi masyarakat Eropa, dan jarang dipakai oleh seniman lain sebagai tema kembali ke Venice, Canaletto mendapat bimbingan dari Luce Carlevaris untuk membuat teknik-teknik melukis pemandangan. Carlevaris memengaruhi cukup banyak karya pemandangan Canaletto, terlihat dari keakuratan pemandangannya secara topografis, dan ketepatan struktur satu ciri karya Canaletto yang banyak disukai adalah kontras yang kuat antara cahaya dan bayangan, yang memperlihatkan gambaran sisi dramatis dari suatu pemandangan. Seperti tampak pada lukisan Canaletto tahun 1730, berjudul “Halaman Stone Mason”.Selain itu juga, Canaletto sering menggunakan cahaya berpendar yang dikombinasikan dengan warna gelap untuk melukiskan badai yang muncul di angkasa, seperti pada “Piazza San Marco”, dibuat tahun yang banyak diambil Canaletto untuk menjelaskan pemandangan yang dilihatnya, di antaranya keseharian para bangsawan Inggris, festval-festival kota, perayaan tahunan, ataupun hanya sekedar gambaran orang-orang dan kehidupan pembawa aliran baru dalam seni melukis, Canaletto memperoleh ketenaran dengan cepat. Karyanya banyak diminati oleh keluarga kelas atas Eropa, dan bagi para kritikus pun karyanya itu sangatlah perang Austria pecah, yang menyisakan kehancuran di banyak wilayah, Canaletto kehilangan “pemandangan” yang ingin dilukisnya. Akhirnya, pada 1746 ia memutuskan untuk pindah ke Inggris, dan menetap di sana hingga tahun 1755. Selama di Inggris Canaletto banyak menghasilkan lukisan, yang membawanya pada ketenaran di negeri 1756, Canaletto kembali ke Venice. Tidak lama setelah kembali, ia segera membuat “capriccii” –lukisan imajiner yang menggabungkan objek-objek aksitektural dari berbagai lokasi. Canaletto kembali membawa gaya baru dalam karya-karya baru Canaletto itu dengan cepat disenangi oleh masyarakat luas, dan mulai banyak ditiru oleh seniman-seniman di Italia dan Inggris. Canaletto telah benar-benar mempengaruhi perkembangan seni lukis dunia, berkat gaya baru yang ia agennya, seorang kolektor seni dan saudagar kaya bernama Joseph Smith, sebagian besar karya-karya Canaletto dijual kepada Raja George III dari Krystal, Barbara. 2010. 100 Seniman yang Membentuk Sejarah Dunia. Bandung Sinergi
salah satu pelukis pada zaman baru adalah